Jenis Detektor Kebakaran Ada Apa Saja? Cek Di Sini
Kebakaran bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, seringkali tanpa tanda-tanda yang jelas. Untuk meminimalkan risiko, penggunaan jenis detektor kebakaran yang tepat menjadi langkah penting dalam memberikan peringatan dini agar evakuasi bisa dilakukan dengan cepat dan kerugian dapat ditekan.
Setiap jenis detektor memiliki cara kerja dan fungsi yang berbeda tergantung pada jenis bahaya yang dihadapi, mulai dari panas, asap, gas, hingga nyala api.
Berikut lima jenis detektor kebakaran yang umum digunakan, lengkap dengan penjelasan fungsinya masing-masing.
5 Jenis Detektor Kebakaran dan Fungsinya
Heat Detector (Pendeteksi Panas)
Heat detector bekerja dengan cara mendeteksi peningkatan suhu di sekitarnya. Ada dua tipe utama:
- Fixed Temperature Heat Detector, akan aktif saat suhu mencapai ambang tertentu, biasanya sekitar 55–63°C. Tipe ini ideal untuk area dengan suhu tinggi seperti dapur, ruang genset, atau bengkel las.
- Rate-of-Rise Heat Detector, merespons jika terjadi lonjakan suhu yang cepat dalam waktu singkat, efektif di area yang berpotensi terjadi kebakaran cepat.
Heat detector sangat cocok digunakan di lingkungan yang mengandung banyak debu atau asap, di mana smoke detector berisiko memberikan alarm palsu.
Smoke Detector (Pendeteksi Asap)
Smoke detector mendeteksi keberadaan asap di udara dan umumnya lebih cepat merespons dibandingkan heat detector karena asap biasanya muncul lebih awal sebelum suhu meningkat drastis. Detektor ini sangat disarankan untuk area seperti kamar tidur atau ruang keluarga. Jenisnya terbagi menjadi dua:
- Ionization Detector, sangat sensitif dan cepat dalam mendeteksi api, namun rentan terhadap alarm palsu akibat partikel kecil di udara.
- Photoelectric (Optical) Detector, lebih efektif dalam mendeteksi asap dari api kecil dan cocok untuk lorong atau area dengan ventilasi terbatas.
Gas Detector (Pendeteksi Gas)
Gas detector digunakan untuk mendeteksi konsentrasi gas tertentu di udara seperti LPG, LNG, karbon monoksida, hidrogen sulfida, atau amonia. Ketika konsentrasi gas melebihi ambang batas aman, alat ini akan memberikan peringatan dini.
Gas detector sangat penting dipasang di area berisiko tinggi terhadap kebocoran gas, seperti dapur komersial, ruang penyimpanan bahan kimia, atau laboratorium.
Jenis Detektor Kebakaran Flame Detector
Flame detector mendeteksi radiasi ultraviolet (UV) atau inframerah (IR) yang dipancarkan oleh nyala api. Alat ini mampu membedakan antara nyala api asli dan sumber cahaya lain, sehingga mengurangi potensi alarm palsu.
Flame detector sangat efektif untuk area yang memungkinkan terjadinya api terbuka secara cepat, seperti ruang genset, fasilitas industri, atau tempat penyimpanan bahan mudah terbakar.
Beam Detector
Beam detector bekerja dengan memancarkan sinar inframerah atau laser dari satu titik ke titik penerima pada garis lurus. Jika asap menghalangi jalur sinar ini, maka detektor akan memicu alarm.
Jenis ini sangat cocok untuk area yang luas seperti gudang, aula besar, atau gedung bertingkat, karena pemasangan smoke detector konvensional di area tersebut kurang efisien.
Memilih jenis detektor kebakaran yang sesuai harus mempertimbangkan karakteristik ruangan, jenis risiko kebakaran, serta potensi gangguan lingkungan.
Masing-masing jenis detektor, baik pendeteksi panas, asap, gas, api, maupun sinar yang memiliki keunggulan tersendiri dalam memberikan peringatan dini terhadap bahaya kebakaran.
Untuk sistem proteksi kebakaran yang handal dan terintegrasi, Adiwarna hadir sebagai kontraktor spesialis yang berpengalaman dalam instalasi dan pemeliharaan berbagai jenis sistem deteksi kebakaran.
Dengan solusi yang disesuaikan kebutuhan, Adiwarna siap membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dari risiko kebakaran.