Berbagai Klasifikasi Kebakaran yang Wajib Diketahui
Kebakaran merupakan salah satu ancaman serius yang bisa terjadi di berbagai lingkungan, mulai dari rumah tangga, perkantoran, hingga industri. Untuk menangani kebakaran secara tepat, penting bagi setiap individu maupun perusahaan memahami klasifikasi kebakaran.
Di Indonesia, klasifikasi ini dibagi berdasarkan jenis bahan yang terbakar, dan masing-masing memiliki metode penanganan yang berbeda. Memahami klasifikasi ini tidak hanya membantu mengurangi risiko kerusakan, tetapi juga menyelamatkan nyawa dan aset berharga.
Klasifikasi Kebakaran di Indonesia

Secara umum, klasifikasi kebakaran di Indonesia dibagi menjadi lima kategori, yakni Kelas A, B, C, D, dan K. Berikut penjelasan lengkap masing-masing jenis beserta media pemadam yang sesuai.
Klasifikasi Kebakaran Kelas A
Kebakaran kelas A terjadi karena bahan-bahan padat non-logam yang mudah terbakar, seperti kayu, kertas, kain, karet, dan plastik. Jenis kebakaran ini adalah yang paling umum ditemukan, terutama di lingkungan rumah atau perkantoran.
Media pemadam yang efektif untuk kelas ini meliputi air, busa (foam), dan tepung kimia kering (dry powder). Air sangat membantu untuk mendinginkan material terbakar, sehingga mencegah api menyala kembali.
Klasifikasi Kebakaran Kelas B
Kebakaran kelas B disebabkan oleh bahan-bahan cair atau gas yang mudah terbakar, seperti bensin, solar, alkohol, cat, serta gas seperti LPG dan LNG. Penyebab umum dari kebakaran kelas ini antara lain kebocoran bahan bakar, percikan api di area penyimpanan bahan mudah terbakar, atau penggunaan pelarut kimia di ruang tertutup tanpa ventilasi yang baik.
Salah satu metode paling efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B adalah menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) jenis foam, khususnya Aqueous Film Forming Foam (AFFF).
Foam ini bekerja dengan membentuk lapisan penutup di atas permukaan cairan yang terbakar, memutus suplai oksigen, dan mendinginkan permukaannya. AFFF dikenal efektif menutupi area luas, tidak beracun, serta ramah lingkungan.
Klasifikasi Kebakaran Kelas C
Kebakaran kelas C terjadi akibat gangguan pada instalasi listrik bertegangan, seperti kabel, breaker listrik, atau alat rumah tangga yang menggunakan daya listrik. Karena listrik dapat menghantarkan arus melalui air, penggunaan air sebagai media pemadam sangat dilarang.
Jenis APAR yang sesuai untuk kelas C adalah karbon dioksida (CO2) atau dry powder, yang mampu memadamkan api tanpa menghantarkan listrik, sehingga aman digunakan dalam situasi kebakaran listrik.
Kebakaran Kelas D
Kebakaran kelas D melibatkan bahan-bahan logam yang mudah terbakar, seperti magnesium, aluminium, natrium, kalium, dan lithium. Jenis kebakaran ini umumnya terjadi di area industri atau laboratorium yang menangani logam reaktif.
Untuk menangani kebakaran kelas D, diperlukan APAR khusus seperti dry powder untuk logam atau pasir halus dan kering. Media ini mampu menyerap panas dan mencegah reaksi kimia berlanjut yang bisa memperburuk kondisi kebakaran.
Kebakaran Kelas K
Kebakaran kelas K umumnya terjadi di lingkungan dapur, terutama yang melibatkan minyak masak seperti minyak sayur, minyak hewan, atau lemak lainnya.
Ketika minyak terlalu panas, bisa terjadi pembakaran spontan yang sulit dipadamkan dengan air karena justru akan membuat api menyebar. Media pemadam yang sesuai adalah foam dan karbon dioksida (CO2), yang dapat membentuk lapisan penutup di atas minyak serta menghentikan suplai oksigen, sehingga api dapat padam secara efektif.
Memahami klasifikasi kebakaran sangat penting untuk memastikan pemilihan alat pemadam yang sesuai dan menghindari risiko yang lebih besar. Setiap kelas kebakaran memiliki karakteristik unik yang membutuhkan pendekatan penanganan yang berbeda pula.
Sebagai langkah pencegahan dan proteksi menyeluruh, percayakan instalasi sistem proteksi kebakaran kepada ahli yang berpengalaman. Adiwarna sebagai kontraktor proteksi kebakaran, siap membantu menyediakan solusi perlindungan kebakaran yang tepat sesuai klasifikasinya.
Dengan dukungan teknis dan produk berkualitas, proteksi terhadap berbagai jenis kebakaran dapat dilakukan dengan lebih maksimal.